Jumat, 05 Juni 2015

Renungan seekor sapi qurban tentang manusia

Enak sekali jadi manusia, saat diciptakan ia diberi akal. Tidak seperti makhluk lainnya seperti aku seekor sapi yang diciptakan tanpa diberi akal. Namun ternyata tidak enak juga jadi manusia. Karena sepanjang hidup nya, mereka akan terus digoda oleh setan untuk melakukan dosa yang seringkali tak bisa dikendalikan oleh akal.

Enak sekali jadi manusia, bisa makan dan minum yang terasa nikmat di lidah, dengan porsi yang banyak dan jenisnya beragam. Tidak seperti aku, seekor sapi yang hanya bisa makan rumput terus menerus dan bahkan dalam jumlah yang dibatasi oleh majikanku. Namun ternyata tidak enak juga jadi manusia, karena justru makanan yang berlebihan dan hanya terasa nikmat di lidah saja itu tidak sepenuhnya baik untuk tubuh dan bahkan pada akhirnya hanya akan menimbulkan penyakit untuk diri mereka sendiri.

Enak sekali jadi manusia, ketika mereka berkeluarga dan memiliki anak-anak, maka mereka akan berkumpul dan bahagia bersama. Tidak seperti aku seekor sapi qurban yang seringkali harus berpisah dalam jangka waktu cepat atau lambat dengan sanak keluarga ku karena kami harus diperjual belikan atau kami harus disembelih dan mati untuk diqurbankan. Namun ternyata tidak enak juga jadi manusia. Karena kali ini kulihat beberapa manusia senasib dengan ku. Saat mereka menua, mereka akan ditinggalkan oleh satu persatu anak mereka yang mulai berkeluarga. Bahkan tak jarang pula mereka ditinggal oleh pasangan mereka sendiri karena meninggal dunia atau memang karena berpisah.

Kasihan juga ternyata jadi manusia, semoga saja saat mereka menua dan mati mereka bisa meningalkan manfaat bagi orang banyak semasa hidupnya dan semoga saja mereka mati dalam keadaan beribadah. Layaknya aku seekor sapi qurban yang mati disembelih dan dagingnya bisa bermanfaat bagi orang banyak, serta mati nya aku yang disembelih ini dengan tujuan untuk beribadah kepada Allah SWT.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar